Senin, 05 Februari 2018

Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi treponema yang bersifat akut dan kronis ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk kedalam periode laten diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang, saluran pencernaan, sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler.

Lesi primer (Chancre=ulcus durum) biasanya muncul 3 minggu setelah terpajan. Lesi biasanya keras (indurasi), tidak sakit, berbentuk ulcus dengan mengeluarkan eksudat serosa ditempat masuknya mikroorganisme. Masuknya mikroorganisme kedalam darah terjadi sebelum lesi primer muncul, biasanya ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar limfe (bubo) regional, tidak sakit, keras nonfluktuan. Infeksi juga dapat terjadi tanpa ditemukannya chancer (ulcus durum) yang jelas, misalnya kalau infeksi terjadi di rectum atau cervix. Walaupun tidak diberi pengobatan, ulcus akan menghilang sendiri setelah 4–6 minggu. Sepertiga dari kasus yang tidak diobati mengalami stadium

generalisata, stadium dua, dimana muncul erupsi dikulit yang kadangkala disertai dengan gejala konstitusional tubuh. Timbul ruam makulo papuler bisanya pada telapak tangan dan telapak kaki diikuti dengan limfa denopati. Erupsi sekunder ini merupakan gejala klasik dari sifilis yang akan menghilang secara spontan dalam beberapa minggu atau sampai dua belas bulan kemudian. Penderita stadium erupsi sekunder ini, sepertiga dari mereka yang tidak diobati akan masuk kedalam fase laten selama berminggu minggu bahkan selama bertahun tahun. Pada awal fase laten sering muncul lesi infeksius yang berulang pada kulit dan selaput lendir. Terserangnya Susunan Syaraf Pusat (SSP) ditandai dengan gejala meningitis sifilitik akut dan berlanjut menjadi sifilis meningovaskuler dan akhirnya timbul paresis dan tabes dorsalis. Periode laten ini kadang kala berlangsung seumur hidup. Pada kejadian lain yang tidak dapat diramalkan, 5–20 tahun setelah infeksi terjadi lesi pada aorta yang sangat berbahaya (sifilis kardiovaskuler) atau gumma dapat muncul dikulit, saluran pencernaan tulang atau pada permukaan selaput lendir.

 Gejala Sipilis

Baca: Sipilis


Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Stadium awal sifilis jarang sekali menimbulkan kematian atau disabilitas yang serius, sedangkan stadium lanjut sifilis memperpendek umur, menurunkan kesehatan dan menurunkan produktivitas dan efisiensi kerja. Mereka yang terinfeksi sifilis dan pada saat yang sama juga terkena infeksi HIV cenderung akan menderita sifilis SSP. Oleh karena itu setiap saat ada penderita HIV dengan gejala SSP harus dipikirkan kemungkinan yang bersangkutan menderita neurosifilis (neurolues).
Infeksi pada janin terjadi pada ibu yang menderita sifilis stadium awal pada saat mengandung bayinya dan ini sering sekali terjadi sedangkan frekuensinya makin jarang pada ibu yang menderita stadium lanjut sifilis pada saat mengandung bayinya.


Infeksi pada janin dapat berakibat terjadi aborsi, stillbirth, atau kematian bayi karena lahir prematur atau lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau mati karena menderita penyakit sistemik.
Infeksi kongenital dapat berakibat munculnya manifestasi klinis yang muncul kemudian berupa gejala neurologis terserangnya SSP. Dan kadangkala infeksi kongenital dapat mengakibatkan berbagai kelainan fisik yang dapat menimbulkan stigmatisasi di masyarakat seperti gigi Hutchinson, saddlenose (hidung berbentuk pelana kuda), saber shins (tulang kering berbentuk pedang), keratitis interstitialis dan tuli. Sifilis kongenital kadang kala asimtomatik, terutama pada minggu-minggu pertama setelah lahir.
Diagnosa sifilis dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan serologis terhadap darah dan liquor cerebrospinalis. Reaksi yang positif terhadap antigen nontreponemal (misalnya terhadap RPR (rapid plasma reagine) atau terhadap tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) perlu dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan menggunakan antigen treponema (seperti FTA–Abs (Fluorescent treponemal antibody absorbed). Jika FTA Abs ini tersedia, bermanfaat untuk menyingkirkan hasil pemeriksaan yang “false-positive”. Untuk melakukan skrining pada bayi baru lahir penggunaan serum lebih baik daripada darah tali pusat, karena darah tali pusat lebih sering memberi hasil “false-positive”.
Diagnosa sifilis primer dan sekunder dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskopis dengan teknik lapangan gelap (dark field/dunkel feld) atau dengan pemeriksaan fase kontras atau dengan teknik pengecatan antibodi FA dari eksudat yang diambil dari sampel atau aspirat kelenjar getah bening dengan catatan penderita belum diberi pengobatan antibiotika. Pemeriksaan serologis biasanya memberi hasil negatif pada awal stadium pertama walaupun pada saat itu Chancre (ulcus durum) masih ada. Pada saat masih ditemukan ada ulcus maka pemeriksaan mikroskopis menggunakan teknik lapangan gelap adalah yang paling baik lebih-lebih pada stadium awal sifilis primer yang biasanya memberikan hasil negatif pada pemeriksaan serologis.
Perkembangan sifilis (lues) dibagi kedalam 4 stadium :
– Stadium I     : adanya ulcus durum
– Stadium II   : disebut stadium generalisata
– Stadium III : stadium gumma
– Stadium IV : disebut juga stadium Neurolues


Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Sifilis tersebar di seluruh dunia. Di AS yang paling sering terkena infeksi adalah golongan usia muda berusia antara 20–29 tahun, yang aktif secara seksual. Adanya perbedaan prevalensi penyakit pada ras yang berbeda lebih disebabkan oleh faktor sosial dari pada faktor faktor biologis. Sifilis juga lebih tinggi prevalensinya di daerah perkotaan dibandingkan dengan di daerah pedesaan dan juga pada ras dan kultur tertentu. Laki-laki
lebih sering terinfeksi daripada wanita. Pada tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, prevalensi tinggi dijumpai pada kelompok homoseksual laki-laki dan pada tahun 1983 menurun secara drastis.
Di banyak wilayah di AS, terutama di daerah perkotaan dan di daerah pedesaan bagian selatan kejadian sifilis dan sifilis kongenital yang dilaporkan meningkat sejak tahun 1986 dan berlanjut sampai dengan tahun 1990 dan kemudian menurun sesudah itu. Peningkatan ini terjadi terutama dikalangan masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah dan dikalangan anak-anak muda. Faktor risiko yang melatar belakangi peningkatan prevalensi sifilis pada kelompok ini antara lain pemakaian obat obat terlarang, prostitusi, AIDS dan hubungan seks pertama kali pada usia muda. Tahun 1991, sejak tahun 1985 merupakan tahun pertama kali kasus sifilis yang dilaporkan menurun drastis, penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. Penyakit kelamin pada usia muda dan sifilis kongenital meningkat secara bermakna hampir di seluruh dunia sejak tahun 1957.

Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Cara penularan sifilis adalah dengan cara kontak langsung yaitu kontak dengan eksudat infeksius dari lesi awal kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis.
Lesi bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Pemajanan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual. Penularan karena mencium atau pada saat menimang bayi dengan sifilis kongenital jarang sekali terjadi. Infeksi transplasental terjadi pada saat janin berada di dalam kandungan ibu yang menderita sifilis.


Transmisi melalui darah donor bisa terjadi jika donor menderita sifilis pada stadium awal. Penularan melalui barang-barang yang tercemar secara teoritis bisa terjadi namun kenyataannya boleh dikatakan tidak pernah terjadi. Petugas kesehatan pernah dilaporkan mengalami lesi primer pada tangan mereka setelah melakukan pemeriksaan penderita sifilis dengan lesi infeksius.

Penularan dapat terjadi jika ada lesi mukokutaneus yang basah pada penderita sifilis primer dan sekunder. Namun jika dilihat dari kemampuannya menularkan kepada orang lain, maka perbedaan antara stadium pertama dan stadium kedua yang infeksius dengan stadium laten yang non infeksius adalah bersifat arbitrari, oleh karena lesi pada penderita sifilis stadium pertama dan kedua bisa saja tidak kelihatan.
Lesi pada sifilis stadium dua bisa muncul berulang dengan frekuensi menurun 4 tahun setelah infeksi. Namun penularan jarang sekali terjadi satu tahun setelah infeksi. Dengan demikian di AS penderita sifilis dianggap tidak menular lagi setahun setelah infeksi.
Transmisi sifilis dari ibu ke janin kemungkinan terjadi pada ibu yang menderita sifilis stadium awal namun infeksi dapat saja berlangsung selama stadium laten.
Bayi yang menderita sifilis mempunyai lesi mukokutaneus basah yang muncul lebih menyebar dibagian tubuh lain dibandingkan dengan penderita sifilis dewasa. Lesi basah ini merupakan sumber infeksi yang sangat potensial.


Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Secara umum tindakan-tindakan pencegahan berikut ini dapat diterapkan pada semua jenis PMS (penyakit menular seksual); seperti sifilis, infeksi HIV, chancroid, lymphogranuloma venereum, granuloma inguinale, gonorrhea, infeksi virus herpes simplex, infeksi papillomavirus pada genitalia manusia (genital warts), trichomoniasis, bakteriae vaginosis, hepatitis B yang ditularkan lewat hubungan seks, infeksi-infeksi chlamydial dan genital mycoplasma. Upaya deteksi dini dan pengobatan dini pada penderita sifilis menular dan kontak mereka sebaiknya tidak mengabaikan pencarian penderita sifilis laten tanpa gejala untuk mencegah kambuhnya penyakit dan mencegah kecacatan yang disebabkan manifestasi klinis yang muncul terlambat.
Obat spesifik adalah Long acting penisilin G (benzathin penicillin), sebesar 2,4 juta unit diberikan segera setelah penderita didiagnosa sebagai penderita sifilis primer, sekunder atau sifilis laten awal; hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pengobatan yang efektif walaupun penderita tidak kembali lagi. Obat alternatif yang dapat diberikan untuk penderita yang alergi terhadap penisilin adalah: doksisiklin PO, 100 mg dua kali sehari selama 14 hari atau tetrasiklin PO (per oral) empat kali sehari selama 14 hari.
Pengobatan alternatif untuk pasien-pasien alergi pinisilin tanpa kehamilan: doxycycline PO, 100 mg dua kali sehari untuk 14 hari atau tetrasiklin PO, 500 mg empat kali sehari untuk 14 hari.


Penyakit Sipilis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya - Pemeriksaan serologis perlu dilakukan untuk menilai hasil pengobatan; pemeriksaan serologis dilakukan 3 bulan dan 6 bulan setelah pengobatan dan diulang lagi beberapa saat setelah itu jika diperlukan. Penderita sifilis yang juga menderita HIV, pemeriksaan serologis dilakukan berulang pada bulan 1, 2, 3 setelah pengobatan dan
setelah itu dilakukan lagi dengan interval 3 bulan. Jika terjadi peningkatan titer sebesar 4 kali atau lebih, berikan pengobatan ulang.

Tiga bulan setelah pengobatan sifilis primer atau sifilis sekunder, tidak terjadi penurunan titer antibodi dibawah 4 kali kenaikan, menandakan bahwa pengobatan yang diberikan gagal. Dosis perlu ditingkatkan dan diberikan dalam jangka waktu yang lebih panjang pada sifilis stadium lanjut (yaitu benzathin penicilin G sebesar 7.2 juta unit keseluruhan diberikan IM dengan interval satu minggu). Perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan liquor cerebrospinalis (LCS) bagi penderita yang diduga mempunyai risiko terkena neurolues; dan bagi mereka yang gagal pengobatan, bagi mereka yang terinfeksi HIV dan bagi mereka yang menunjukkan gejala neurologis.

Untuk neurolues, diberikan penisilin G kristal dalam larutan aqua sebanyak 18–24 juta unit sehari, diberikan 3–4 juta unit setiap 4 jam intravena selama 10–14 hari.
Sebagai terapi alternatif dapat diberikan procaine penicillin sebesar 2–4 juta unit setiap hari IM ditambah dengan probenecid PO, 500mg, 4 kali sehari, dua-duanya diberikan selama 10–14 hari. Kebersihan pengobatan dievaluasi dengan pemeriksaan serologis dan pemeriksaan LCS setiap 6 bulan sampai hitung sel normal.
Wanita hamil yang sensitif terhadap derivat penisilin baik yang major maupun minor perlu dilakukan tes kulit (skin test), jika antigennya ada. Untuk ibu hamil yang sensitif terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin dengan risiko tingkat kegagalannya tinggi. Penderita yang alergi terhadap penisilin dapat dilakukan desensitisasi, kemudian dapat diberikan penisilin dengan dosis sesuai dengan stadium penyakitnya.
Untuk sifilis kongenital awal, penisilin G kristal yang dilarutkan dalam aqua diberikan sebanyak 50.000 unit/kgbb/dosis, diberikan IV atau IM setiap 12 jam sekali pada usia satu minggu dilanjutkan setiap 8 jam selama 10-14 hari kemudian. Untuk sifilis kongenital lanjut dimana hasil pemeriksaan LCS normal dan tidak ada gejala-gejala neurologis, bayi dapat diobati seperti pengobatan sifilis laten. Jika hasil pemeriksaan LCS tidak normal maka dilakukan pengobatan seperti pada neurolues yaitu : 200.000 unit/kgbb/dosis penisilin G kristal yang dilarutkan dalam aqua setiap 6 jam diberikan selama 10–14 hari.

Pengobatan Sipilis De Nature

 Obat sipilis dan Kencing Nanah
Harga Rp. 295.000,-


Terbuat dari ramuan alami berkhasiat yang terbukti dapat mengobati penyakit sipilis.

Selain berkhasiat membasmi Sipilis, Gang Jie Gho Siah berkhasiat untuk:

ü  Sebagai anti virus

ü  Mengobati saluran kencing

ü  Untuk memuluhkan stamina

ü  Memperbaiki jaringan sel pada bagian uretric

ü  Menjaga kesehatan

 Agen Resmi Denature Indonesia

SMS/WA 08572 606 5005

Untuk pengiriman obat dikenakan biaya ongkos kirim sesuai daerah:
Ø  Jawa                  : Rp.  25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
Ø  Luar Jawa          : Rp.  50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
Ø  Khusus Irian      : Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)


JAMINAN dan KEUNTUNGAN belanja obat herbal de Nature Indonesia:
ü   Uang akan dikembalikan apabila barang tidak sampai ke tangan anda;
ü   Obat 100% bahan alami, aman dikonsumsi, halal, serta tanpa efek samping;
ü   Harga cukup terjangkau dengan kualitas obat yang luar biasa;
ü   Khasiat obat bekerja efektif dengan waktu yang relatif singkat;
ü   Kepercayan adalah hal utama yang selalu kami jaga.

KELEBIHAN BELANJA OBAT HERBAL ONLINE PADA KAMI
(DE NATURE INDONESIA)
1.             Obat yang kami kirim sesuai dengan yang anda butuhkan;
2.             Harga relatif lebih murah;
3.             Kualitas terbaik;
4.             Tidak perlu pergi ke dokter (tidak malu saat ke dokter, hemat waktu, dll);
5.             Tidak perlu disuntik;
6.             Masa penyembuhannya relatif singkat;
7.             Obat aman tanpa menimbulkan efek samping;
8.             100% terbuat dari Bahan Alami;
9.             Telah Lulus Uji BPOM, MUI, dan Dinas Kesehatan;
10.         Proses pengiriman cepat dan aman;
11.      Barang dikirim lewat Tiki, JNE Kilat dan dibungkus rapih.

Artikel Terkait:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Postingan Terbaru

20 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan

Sobat Sifa de Nature, pada kesempatan kali ini Sifa akan berbagi artikel tentang 20 Manfaat Buah Naga bagi Kesehatan . Simak selengkapnya...

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sifa de Nature - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger